Perayaan Tabuik
Perayaan Tabuik : Warisan Budaya Penuh Makna Di Pariaman

Perayaan Tabuik : Warisan Budaya Penuh Makna Di Pariaman

Perayaan Tabuik : Warisan Budaya Penuh Makna Di Pariaman

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Perayaan Tabuik
Perayaan Tabuik : Warisan Budaya Penuh Makna Di Pariaman

Perayaan Tabuik Adalah Salah Satu Tradisi Budaya Paling Unik Di Indonesia, Khususnya Di Kota Pariaman, Sumatra Barat. Kegiatan ini adalah bentuk peringatan atas tragedi di Karbala yang terjadi dalam sejarah Islam. Di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Hussein, gugur dalam pertempuran yang tragis. Maka di Indonesia, perayaan ini di kenal sebagai Tabuik, di ambil dari kata “tabut” yang berarti “peti” atau “usungan”. Dan perayaan ini di lakukan sebagai simbol penghormatan sekaligus sarana berkumpulnya masyarakat. Sehingga tabuik di perkenalkan ke Sumatra Barat oleh pedagang dan masyarakat dari India yang menganut ajaran Syiah pada abad ke-19.

Tradisi ini merupakan adaptasi dari perayaan Asyura dalam masyarakat Muslim Syiah yang berfokus pada mengenang peristiwa di Karbala. Meski pada dasarnya peringatan ini bersifat keagamaan, Perayaan Tabuik di Pariaman berkembang menjadi tradisi budaya yang meriah dan menarik minat wisatawan lokal maupun internasional. Oleh sebab itu tabuik berbentuk sebuah menara atau struktur tinggi yang di hiasi dengan berbagai ornament. Dan umumnya berbentuk kuda bersayap atau burung besar. Karena tabuik ini melambangkan Burak, kendaraan surgawi yang di yakini membawa arwah Imam Hussein ke surga.

Pada bagian atas Tabuik biasanya terdapat replika tangan yang melambangkan tangan Hussein. Sebagai simbol keberanian dan pengorbanannya dalam mempertahankan nilai keadilan. Maka setiap tahun, masyarakat Pariaman membangun dua Tabuik besar, yakni Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa. Keduanya melambangkan dua kelompok yang seolah olah berseteru, namun pada akhirnya bersatu dalam puncak acara pembuangan Tabuik ke laut. Hal ini melambangkan kebersamaan dalam menghadapi kesedihan dan penghormatan kepada sosok Hussein. Dan perayaan ini berlangsung selama beberapa hari yang terdiri dari beberapa prosesi yang penuh makna Perayaan Tabuik.

Perayaan Tabuik Di Yakini Dapat Membawa Berkah Dan Kedamaian Bagi Warga Pariaman

Prosesi ini merupakan awal dari rangkaian acara Tabuik, di mana masyarakat mengambil tanah dari lokasi tertentu sebagai simbol penyiapan untuk upacara besar. Dan tanah tersebut kemudian di simpan di dalam Tabuik. Maka dalam prosesi ini, Tabuik akan di hiasi dengan “penja,” yaitu tangan yang melambangkan tangan Hussein. Setiap elemen Tabuik di persiapkan dan di hias hingga menjadi sebuah menara megah yang penuh warna dan ornamen unik. Oleh sebab itu pada hari terakhir perayaan, Tabuik di arak keliling kota. Sehingga arak arakan ini menarik perhatian ribuan warga yang berkumpul untuk menyaksikan kemegahan Tabuik.

Prosesi ini di lakukan dengan penuh semangat, di sertai musik tradisional dan tabuhan gendang yang energik. Dengan puncak dari perayaan ini adalah upacara pembuangan Tabuik ke laut, yang melambangkan pelepasan dan pengikhlasan atas tragedi yang menimpa Hussein. Dan pada momen ini, dua Tabuik yang di arak sebelumnya akan dibawa ke pantai dan di lemparkan ke laut. Serta di iringi sorak sorai masyarakat. Oleh karena itu Perayaan Tabuik Di Yakini Dapat Membawa Berkah Dan Kedamaian Bagi Warga Pariaman. Maka perayaan ini menjadi salah satu acara yang menarik banyak wisatawan.

Karena keunikan tradisi ini bukan hanya menarik karena arak arakan dan keindahan Tabuik. Tetapi juga karena nilai sejarah dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Sehingga pemerintah Kota Pariaman memanfaatkan perayaan ini untuk meningkatkan pariwisata. Dengan menjadikan Tabuik sebagai agenda wisata tahunan yang di kemas secara profesional dan meriah. Oleh sebab itu para pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas budaya. Seperti pasar malam, pertunjukan tari, dan musik tradisional yang menambah semarak perayaan ini.

Tradisi Yang Sudah Berlangsung Selama Ratusan Tahun

Dan tidak hanya itu, festival ini juga menjadi ajang bagi masyarakat setempat untuk menunjukkan kreativitas dan kerja sama dalam mempersiapkan segala hal untuk Tabuik. Maka Tabuik bukan sekadar upacara peringatan, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat kebersamaan dan kerja sama masyarakat Pariaman. Sebab di dalam mempersiapkan Tabuik, masyarakat bergotong royong tanpa memandang status atau latar belakang. Yang menunjukkan kebersamaan dan solidaritas tinggi. Oleh karena itu Tabuik juga mengajarkan tentang nilai pengorbanan, kesabaran, dan keberanian dalam menghadapi kesulitan.

Selain itu, Tabuik adalah bukti keragaman budaya Indonesia yang mampu mengadaptasi tradisi dari luar dan menjadikannya bagian dari identitas lokal. Sehingga melalui perayaan ini, masyarakat Pariaman dan Indonesia pada umumnya di ingatkan untuk selalu menjaga kerukunan. Serta merawat kebudayaan sebagai bagian dari kekayaan bangsa. Karena sebagai Tradisi Yang Sudah Berlangsung Selama Ratusan Tahun, Tabuik tentu menghadapi tantangan, terutama dari modernisasi dan perubahan gaya hidup. Maka beberapa elemen dari perayaan ini mungkin berubah agar dapat tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.

Pemerintah daerah dan masyarakat Pariaman berupaya menjaga esensi asli dari Tabuik agar tidak luntur di telan zaman. Dan harapannya, perayaan ini dapat terus di lestarikan serta semakin di kenal di dunia internasional sebagai salah satu warisan budaya Nusantara yang unik. Maka dengan promosi dan pengemasan yang baik, Tabuik bisa menjadi daya tarik yang membawa dampak positif bagi pariwisata dan kebudayaan Indonesia. Oleh sebab itu tradisi ini merupakan salah satu tradisi budaya yang penuh dengan nilai sejarah, keunikan, dan makna mendalam. Melalui perayaan ini, masyarakat tidak hanya mengenang tragedi di Karbala tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara mereka.

Menggambarkan Kendaraan Surgawi Bernama Buraq

Simbol dan makna dalam perayaan ini memiliki nilai spiritual dan filosofis yang dalam. Dan mencerminkan penghormatan, keberanian serta nilai luhur yang di wariskan dalam sejarah. Sehingga Tabuik berbentuk sebuah replika menara atau usungan megah yang terdiri dari berbagai ornamen dan hiasan yang sangat rumit. Dalam tradisi ini usungan yang di buat menyerupai kuda bersayap atau burung besar, biasanya Menggambarkan Kendaraan Surgawi Bernama Buraq. Maka dalam beberapa tradisi, Buraq adalah sosok hewan mirip kuda dengan sayap yang di percaya mampu terbang ke langit.

Kehadirannya dalam Tabuik melambangkan perjalanan arwah Imam Hussein ke alam baka. Sebagai bentuk penghormatan atas kesucian dan pengorbanannya dalam pertempuran Karbala. Maka pada Tabuik terdapat replika tangan yang di sebut Penja. Dan penja ini merupakan simbol dari tangan Imam Hussein, yang secara filosofi mencerminkan keberanian, keadilan, dan kekuatan dalam mempertahankan nilai kemanusiaan. Meskipun harus menghadapi penderitaan dan kematian. Oleh sebab itu tangan ini biasanya di letakkan di bagian puncak Tabuik dan menjadi ornamen penting yang di muliakan oleh para peserta perayaan. Sehingga kehadirannya mengingatkan para peserta dan penonton akan keberanian Hussein dalam mempertahankan prinsip yang di yakininya.

Sepanjang perayaan tersebut tabuhan gendang dan alat musik tradisional lainnya terus di mainkan. Oleh karena itu musik ini bukan hanya untuk memeriahkan acara. Tetapi juga memiliki makna simbolis sebagai pengiring perayaan duka, penghormatan, dan zikir atau pujian kepada Imam Hussein. Maka dentuman alat musik dan suasana yang energik mengekspresikan semangat masyarakat dalam mengenang perjuangan Hussein. Dan perayaan ini di Pariaman terdiri dari dua kelompok utama yang membuat Tabuik, yaitu Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa Perayaan Tabuik.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait