Imbauan Pemerintah Iran Agar Warganya Hapus Whatsapp
Imbauan Pemerintah Iran Agar Warganya Hapus Whatsapp

Imbauan Pemerintah Iran Agar Warganya Hapus Whatsapp

Imbauan Pemerintah Iran Agar Warganya Hapus Whatsapp

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Imbauan Pemerintah Iran Agar Warganya Hapus Whatsapp
Imbauan Pemerintah Iran Agar Warganya Hapus Whatsapp

Imbauan Pemerintah Iran Melalui Media Resminya Untuk Publik Agar Segera Menghapus Aplikasi Pesan Instan WhatsApp Dari Perangkat Mereka. Seruan ini di latarbelakangi oleh tudingan bahwa aplikasi tersebut di manfaatkan oleh pihak Israel sebagai instrumen pengawasan. Pengawasan ini dengan tujuan memperoleh informasi pribadi dari warga negara Iran. Dalam narasi yang berkembang, WhatsApp dituduh tidak hanya sebagai saluran komunikasi biasa. Aplikasi ini juga di tuduh sebagai alat yang bisa di manfaatkan untuk aktivitas intelijen yang merugikan keamanan nasional Iran. Menanggapi tuduhan tersebut, perusahaan induk dari WhatsApp, yakni Meta, membantah dengan tegas seluruh klaim yang beredar. Pada hari Rabu, tanggal 17 Juni 2025, pihak Meta menyampaikan bahwa informasi tersebut tidak memiliki dasar yang sahih. Pihak Meta menyampaikan keprihatinan mereka bahwa tuduhan itu bisa di jadikan alasan oleh otoritas Iran untuk menghalangi akses masyarakat terhadap layanan komunikasi yang mereka sediakan.

Selain itu, Meta juga menyampaikan kekhawatiran bahwa kampanye semacam ini bisa mengarah pada pemblokiran penuh terhadap aplikasi mereka di Iran. Hal ini tentunya berdampak pada kebebasan berkomunikasi masyarakat. Isu ini mencuat di tengah meningkatnya eskalasi konflik militer antara Iran dan Israel. Ketegangan antar kedua negara yang semakin memanas tampaknya telah memperburuk iklim politik dan keamanan di kawasan tersebut. Dalam waktu yang hampir bersamaan, laporan dari berbagai sumber menunjukkan adanya gangguan koneksi internet yang meluas di seluruh wilayah Iran. Gangguan ini memicu dugaan bahwa pemerintah sedang melakukan pembatasan terhadap akses internet. Tindakan ini sebagai respons terhadap situasi yang sedang berkembang.

Langkah Iran yang mendorong penghapusan WhatsApp mencerminkan kekhawatiran dalam negeri akan potensi campur tangan asing melalui jalur digital. Aplikasi yang awalnya di tujukan untuk komunikasi antar individu kini di anggap sebagai celah bagi intervensi luar negeri yang bisa membahayakan integritas nasional.

Imbauan Pemerintah Iran Yang Menuduh Whatsapp Di Salahgunakan

Imbauan Pemerintah Iran Yang Menuduh Whatsapp Di Salahgunakan menjadi viral di sosial media. Pemerintah Iran melalui media resminya menyampaikan tuduhan bahwa data pribadi pengguna, termasuk informasi mengenai lokasi serta isi komunikasi bersifat privat, berpotensi di salahgunakan. Aplikasi ini berpotensi di jadikan sebagai instrumen yang mengancam stabilitas serta keselamatan negara. Dalam tudingan tersebut, pemerintah juga menyatakan bahwa penggunaan informasi dari aplikasi seperti WhatsApp bisa berdampak negatif terhadap keselamatan individu-individu dengan peran vital. Misalnya seperti para ilmuwan yang bekerja di bidang nuklir maupun tokoh-tokoh nasional lainnya. Pemerintah menilai bahwa akses terhadap informasi teknologi pribadi dapat membuka celah bagi intervensi asing. Meski demikian, hingga saat ini, pihak berwenang Iran belum menyodorkan bukti konkret yang bisa mendukung pernyataan atau asumsi tersebut di hadapan publik internasional.

Dalam salah satu siaran berita dari IRNA yang di kutip oleh Al Jazeera, seorang penyiar mengutarakan bahwa hal ini di anggap sangat penting. Pasalnya pihak luar di duga dapat memanfaatkan data yang terdapat dalam ponsel pengguna. Termasuk lokasi fisik mereka maupun konten yang mereka sebarkan. Sekalipun informasi ini tampak bersifat pribadi, namun tetap rentan untuk di akses oleh pihak ketiga. Sang penyiar juga menekankan bahwa sebagian besar masyarakat Iran memiliki keluarga atau sahabat yang tinggal di wilayah sekitar. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa di antara mereka terdapat individu yang berprofesi sebagai ilmuwan nuklir atau tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh besar.

Peringatan semacam ini sebenarnya bukan yang pertama kali di lakukan oleh otoritas Iran. Sebelumnya, pada tahun 2022, pemerintah pernah mengambil langkah tegas dengan membatasi akses terhadap aplikasi WhatsApp serta layanan Google Play. Keputusan tersebut di ambil saat gelombang unjuk rasa besar-besaran mengguncang Iran menyusul kematian Mahsa Amini. Inilah yang semakin memicu ketegangan sosial dan politik di berbagai penjuru negeri.

Meta Membantah Tuduhan Iran

Perusahaan teknologi Meta Membantah Tuduhan Iran telah menyampaikan bantahan tegas terhadap berbagai tuduhan yang di alamatkan kepada aplikasi pesan instan WhatsApp. Mereka menegaskan bahwa seluruh komunikasi yang berlangsung di dalam platform tersebut telah di lindungi oleh sistem keamanan yang di kenal sebagai enkripsi ujung-ke-ujung atau end-to-end encryption. Mekanisme ini di rancang sedemikian rupa agar isi pesan hanya dapat di akses oleh pihak yang mengirim dan penerima saja. Tentunya tanpa ada kemungkinan bagi pihak ketiga untuk membaca isi percakapan. Dalam pernyataannya, juru bicara WhatsApp menjelaskan bahwa pihak perusahaan tidak melakukan pelacakan terhadap lokasi geografis pengguna secara rinci. Yaitu tidak mencatat hubungan antar pengguna yang melakukan komunikasi dan tidak memantau isi percakapan pribadi yang di kirim melalui layanan mereka. Selain itu, mereka juga menambahkan bahwa perusahaan tidak pernah menyerahkan informasi dalam skala besar kepada pemerintahan mana pun. Baik secara sukarela maupun paksa.

Meskipun Meta telah memberikan penjelasan resmi mengenai komitmen mereka terhadap perlindungan privasi pengguna, sejumlah ahli di bidang keamanan digital menyampaikan pandangan yang sedikit berbeda. Para pakar menilai bahwa meskipun isi pesan telah di lindungi dengan sistem enkripsi yang kuat, celah privasi masih dapat di temukan pada aspek metadata. Metadata merupakan informasi pendukung mengenai perilaku pengguna dalam menggunakan aplikasi. Misalnya seperti waktu komunikasi, frekuensi penggunaan, jenis perangkat, dan daftar kontak walaupun tidak mencakup isi dari pesan itu sendiri. Elemen-elemen ini, menurut para pengamat, tetap berpotensi di salahgunakan apabila jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab.

Meta pun tidak membantah bahwa mereka mengumpulkan jenis informasi seperti metadata. Mereka mengakui bahwa data tersebut, termasuk rincian mengenai kontak yang di simpan pengguna dan jenis perangkat yang di gunakan, bisa saja di berikan kepada otoritas yang berwenang. Terlebih apabila terdapat permintaan resmi berdasarkan prosedur hukum yang berlaku. Informasi ini di sampaikan dalam laporan yang di kutip dari Euronews.

Insiden Terkait Keamanan Whatsapp

Kekhawatiran publik serta pemerintah terhadap aspek keamanan pada aplikasi digital, khususnya layanan perpesanan, bukanlah hal yang mengada-ada. Kecurigaan tersebut di perkuat oleh sejumlah Insiden Terkait Keamanan Whatsapp yang pernah terjadi sebelumnya. Insiden ini menyoroti potensi penyalahgunaan teknologi untuk kepentingan mata-mata dan pelanggaran privasi. Berdasarkan laporan dari TRT Global, pada tahun 2019, WhatsApp pernah mengambil langkah hukum dengan mengajukan gugatan terhadap NSO Group. NSO Group merupakan sebuah perusahaan teknologi siber yang bermarkas di Israel. Gugatan tersebut di ajukan setelah WhatsApp menuduh bahwa NSO Group telah memanfaatkan spyware bernama Pegasus untuk menyusup ke dalam sistem aplikasi mereka. Serangan siber ini di duga menargetkan sekitar 1.400 akun pengguna. Yang mana sebagian besar akun pengguna ini terdiri dari jurnalis independen, aktivis hak asasi manusia, serta individu yang berperan penting dalam pengawasan pemerintah dan kebijakan publik.

Langkah hukum tersebut berujung pada keputusan dari pengadilan federal di Amerika Serikat. Keputusan ini menyatakan NSO Group bersalah dan memerintahkan mereka untuk memberikan kompensasi kepada pihak WhatsApp. Keputusan ini menjadi preseden penting dalam isu perlindungan data digital, sekaligus memperkuat pandangan bahwa penyalahgunaan teknologi bisa saja berasal dari aktor-aktor negara maupun entitas swasta yang memiliki kemampuan teknis canggih. Selain itu, Meta selaku induk perusahaan WhatsApp, juga sempat melayangkan tuduhan kepada perusahaan Israel lainnya, yaitu Paragon Solutions. Perusahaan tersebut di tuduh mencoba meretas akun pengguna melalui metode peretasan yang di kenal sebagai “zero-click”. Zero click merupakan teknik yang memungkinkan pelaku untuk menyusupi perangkat korban tanpa memerlukan tindakan apa pun dari pihak pengguna. Cara ini di anggap sangat berbahaya. Pasalnya pengguna bisa menjadi korban tanpa menyadari bahwa perangkat mereka telah di kompromikan.

Imbauan Pemerintah Iran akan pembatasan aplikasi Whatsapp cukup menggemparkan. Masyarakat Iran pun mau tidak mau harus melakukan apa yang di instruksikan dalam Imbauan Pemerintah Iran.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait