NEWS
Produksi Minyak KPI Lampaui Target Dan Ekspektasi
Produksi Minyak KPI Lampaui Target Dan Ekspektasi

Produksi Minyak Merupakan Elemen Krusial Yang Terus Menjadi Sorotan Utama Dalam Strategi Nasional PT Kilang Pertamina Internasional. Tercatat pada triwulan pertama tahun 2025, KPI berhasil mencatatkan kinerja impresif. Di mana, dengan peningkatan signifikan pada berbagai indikator utama, khususnya Volume Valuable Product dan Realisasi Total Intake. Hingga bulan Maret, VVP mencapai angka 65,7 juta barrel, ini jauh melampaui target awal yang di tetapkan sebesar 60,1 juta barrel. Sehingga, keberhasilan ini menunjukkan bahwa proses produksi minyak yang di jalankan tidak hanya efisien. Namun, juga stabil di tengah fluktuasi dan tantangan industri energi. Sementara itu, pencapaian RTI sebesar 78 juta barrel juga berhasil menembus target RKAP yang berada di angka 73,2 juta barrel. Capaian ini juga menandakan bahwa suplai bahan baku untuk produksi minyak telah terkelola dengan sangat baik. Kemudian, kinerja positif ini mencerminkan bahwa produksi minyak menjadi prioritas yang di kelola secara strategis.
Dalam hal ini, di capai oleh manajemen KPI melalui pemanfaatan sumber daya secara optimal dan implementasi proses yang terstruktur. Kapasitas perusahaan dalam memproses minyak dalam jumlah besar tanpa menurunkan mutu produk menunjukkan peningkatan performa operasional yang konsisten. Tidak hanya memperkuat posisi KPI dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik. Capaian ini juga mengindikasikan kesiapan perusahaan untuk bersaing di tingkat internasional. Dengan pengelolaan yang adaptif dan berbasis data, produksi minyak di KPI semakin menunjukkan arah yang progresif dan kompetitif.
Hermansyah Y Nasroen selaku Corporate Secretary KPI menjelaskan bahwa peningkatan sebesar 106 persen dari target RKAP menjadi sinyal kuat. Dalam hal ini, sinyal keberhasilan perusahaan dalam mengeksekusi strategi efisiensi dan efektivitas pengolahan minyak. Ia menekankan bahwa produksi minyak yang stabil dan terus meningkat bukanlah hasil dari proses instan. Hal ini melainkan dari kolaborasi internal yang kuat dan penerapan teknologi pengolahan terkini.
Strategi Menjaga Konsistensi Produksi Minyak
KPI telah menjalankan serangkaian inisiatif pemeliharaan kilang, baik rutin maupun turn around. Langkah ini sebagai bagian dari Strategi Menjaga Konsistensi Produksi Minyak. Lebih lanjut, Hermansyah menyampaikan bahwa aspek keselamatan dan keandalan kilang juga menjadi prioritas utama yang mendukung peningkatan produksi minyak. Implementasi prinsip-prinsip Health, Safety, Security, and Environment yang ketat menjamin bahwa seluruh proses produksi berjalan dalam kondisi aman, terkendali, dan berstandar tinggi. Di tambah dengan penerapan sistem manajemen integritas aset atau Asset Integrity Management System. Serta, digitalisasi kilang menjadi langkah signifikan dalam memastikan bahwa produksi minyak tidak mengalami gangguan yang dapat menghambat output maupun kualitas.
Kemudian tak hanya dari sisi volume, produksi minyak KPI juga di nilai unggul dari segi kesiapan infrastruktur dan fasilitas pendukungnya. Di mana, Indikator Plant Availability Factor menjadi ukuran utama dalam menilai kesiapan fasilitas produksi. Nilai PAF KPI pada triwulan pertama mencapai 99,83 persen. Tentu, nilai ini mencerminkan bahwa tingkat kesiapan operasional berada dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa produksi minyak dapat berlangsung secara optimal tanpa hambatan berarti. Pada akhirnya, memperkuat posisi KPI sebagai pemain utama di industri pengolahan minyak nasional. Kemudian, indeks penting lain yang turut menjadi bagian dari keberhasilan KPI adalah Energy Intensity Index. Hal ini yaitu indikator efisiensi konsumsi energi dalam proses produksi minyak. Tercatat hingga Maret 2025, KPI mencatat angka EII sebesar 106,18. Angka ini yang merefleksikan efektivitas perusahaan dalam meminimalisasi konsumsi energi tanpa mengorbankan produktivitas.
Sehingga, penerapan efisiensi energi yang terukur dan tepat sasaran ini menunjukkan bahwa produksi minyak di kilang-kilang KPI tidak hanya mengejar kuantitas saja. Namun juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan serta efisiensi biaya operasional. Yang pada akhirnya, produksi minyak yang melampaui target menjadi bukti bahwa KPI tidak hanya mengandalkan kapasitas teknis semata. Melainkan,juga menempatkan sinergi dan kolaborasi sebagai elemen strategis.
Pentingnya Kerja Sama Lintas Divisi
Hermansyah menggarisbawahi Pentingnya Kerja Sama Lintas Divisi dan dukungan dari para pemangku kepentingan eksternal. Tentu, hal ini sebagai kunci utama dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan. Dalam perspektif jangka panjang, KPI mengedepankan pola kerja kolaboratif sebagai cara untuk mempertahankan momentum positif produksi. Juga, sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global. Lebih lanjut, keberhasilan KPI dalam meningkatkan produksi minyak di awal tahun ini tidak terlepas dari perencanaan jangka panjang yang matang dan pelaksanaan strategi secara konsisten. Di mana, hal ini membuktikan bahwa perusahaan mampu beradaptasi dengan cepat. Khususnya, terhadap perubahan dinamika pasar dan tetap menjaga integritas operasional.
Kemudian, terlihat dari KPI berhasil membentuk fondasi yang kuat untuk menjadi pemimpin industri pengolahan minyak nasional. Sehingga tidak hanya unggul dalam kuantitas, tetapi juga dalam kualitas dan efisiensi. Kinerja gemilang KPI dalam meningkatkan produksi minyak juga dapat di jadikan sebagai katalis. Dalam hal ini untuk mendorong reformasi kebijakan internal perusahaan ke arah yang lebih inovatif dan berorientasi masa depan. Keberhasilan yang tercapai menjadi momentum tepat untuk terus memperkuat transformasi digital dan integrasi sistem kerja berbasis data. Melalui langkah ini, KPI berupaya memastikan bahwa produksi minyak tetap adaptif terhadap tantangan masa depan. Hal ini seperti transisi energi, permintaan pasar yang dinamis, dan peningkatan standar lingkungan. Selain itu, capaian KPI juga menggarisbawahi pentingnya keberlanjutan sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi produksi minyak. Di mana perusahaan tidak hanya berfokus pada hasil jangka pendek. Melainkan,juga pada pembangunan kapasitas yang berkesinambungan.
Lebih lanjut, KPI berkomitmen terhadap peningkatan kualitas layanan, penguatan tata kelola aset, dan penciptaan nilai tambah. Terutama bagi pemangku kepentingan melalui produksi minyak yang bertanggung jawab dan berorientasi masa depan. Secara keseluruhan, seluruh capaian KPI pada kuartal pertama 2025 menggambarkan pencapaian yang lahir dari konsistensi, inovasi, dan dedikasi tinggi terhadap keunggulan operasional.
Berhasil Menunjukkan Kapasitas Dan Integritasnya
KPI telah Berhasil Menunjukkan Kapasitas Dan Integritasnya sebagai perusahaan yang mampu menjawab tuntutan industri energi yang semakin kompleks. Yang tidak hanya memproduksi minyak dalam jumlah besar, tetapi juga menekankan pentingnya kualitas, efisiensi energi, dan kelestarian lingkungan. Ke depan, PT Kilang Pertamina Internasional di harapkan mampu terus mempertahankan dan bahkan memperkuat capaian gemilang tersebut. Sehingga keberhasilan dalam melampaui target Volume Valuable Product, Realisasi Total Intake, Plant Availability Factor, serta Energy Intensity Index, menjadi wujud nyata. Terutama, dari komitmen perusahaan terhadap profesionalisme dan semangat inovatif dalam setiap aspek pengelolaan kilang.
Hal ini tentu akan menjadi lebih dari sekadar pencapaian teknis. Ini juga akan menjadi fondasi kuat untuk membangun masa depan energi Indonesia yang lebih mandiri, efisien, dan berkelanjutan. Seluruh indikator tersebut mencerminkan keberhasilan transformasi operasional yang berbasis efisiensi dan kolaborasi lintas sektor. KPI menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya di tentukan oleh teknologi semata. Melainkan, juga oleh kepemimpinan visioner dan strategi adaptif terhadap dinamika industri. Dengan fondasi tersebut, KPI telah membuktikan diri sebagai pelopor dalam membangun masa depan energi nasional yang kokoh melalui Produksi Minyak.