
DAERAH

Ekspor Hortikultura Meningkat, Indonesia Perkuat Posisi Pasar
Ekspor Hortikultura Meningkat, Indonesia Perkuat Posisi Pasar

Ekspor Hortikultura meningkat, indonesia perkuat posisi pasar, menunjukkan kinerja yang menggembirakan pada kuartal pertama 2025, dengan mencatatkan peningkatan ekspor yang signifikan. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa volume dan nilai ekspor produk hortikultura seperti buah-buahan segar, sayuran, dan tanaman hias meningkat hingga 18,7% di bandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan tingginya permintaan global terhadap produk hortikultura Indonesia, tetapi juga menjadi bukti keberhasilan strategi pemerintah dalam mendorong daya saing produk pertanian nasional. Beberapa komoditas unggulan yang mencatatkan kinerja ekspor tertinggi antara lain mangga, nanas, pisang, salak, dan cabai merah, yang sebagian besar diekspor ke negara-negara di Asia Timur, Timur Tengah, dan Eropa.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Edi Santoso, menyampaikan bahwa keberhasilan ini di dukung oleh penguatan sistem budidaya, peningkatan standar mutu produk, dan perluasan akses pasar melalui kerja sama dagang internasional. “Kami terus berupaya memperkuat daya saing hortikultura Indonesia melalui pelatihan petani, peningkatan infrastruktur pasca panen, serta digitalisasi sistem ekspor,” ujar Edi dalam konferensi pers di Jakarta.
Selain itu, pemerintah juga telah memperluas jangkauan pasar ekspor melalui berbagai forum perdagangan internasional dan misi dagang bilateral. Salah satu pasar baru yang tengah di jajaki secara serius adalah Rusia dan negara-negara Afrika Utara, yang di nilai memiliki potensi besar untuk menyerap produk hortikultura tropis dari Indonesia.
Di sisi lain, pelaku usaha dan petani hortikultura lokal turut merasakan manfaat dari peningkatan ekspor ini. Harga jual yang lebih kompetitif di pasar internasional turut mendorong peningkatan pendapatan petani dan menciptakan efek berganda terhadap perekonomian daerah.
Ekspor Hortikultura, pemerintah menargetkan ekspor hortikultura dapat tumbuh hingga 25% pada akhir 2025 dengan fokus pada komoditas bernilai tinggi dan berorientasi pasar premium. Upaya menjaga keberlanjutan produksi, menjaga kualitas, dan memperluas pasar akan terus menjadi prioritas dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir hortikultura unggulan di kawasan Asia.
Kementerian Pertanian Catat Lonjakan Ekspor Buah Dan Sayur Ke Asia Dan Eropa
Kementerian Pertanian Catat Lonjakan Ekspor Buah Dan Sayur Ke Asia Dan Eropa, mencatat lonjakan signifikan dalam ekspor buah dan sayur sepanjang kuartal pertama tahun 2025. Peningkatan ekspor ini terutama terjadi ke negara-negara Asia dan Eropa, menunjukkan makin kuatnya daya saing produk hortikultura Indonesia di pasar internasional.
Menurut data yang dirilis Direktorat Jenderal Hortikultura, nilai ekspor buah dan sayur meningkat sebesar 22,4% di bandingkan periode yang sama tahun lalu. Komoditas yang mencatat peningkatan tertinggi di antaranya adalah mangga, nanas, pisang, salak, cabai, dan buncis. Negara tujuan ekspor utama meliputi Tiongkok, Jepang, Belanda, Jerman, dan Uni Emirat Arab.
Direktur Jenderal Hortikultura, Edi Santoso, menjelaskan bahwa lonjakan ekspor ini merupakan hasil dari strategi pemerintah dalam memperkuat rantai pasok hortikultura, mulai dari budidaya, pengolahan pasca-panen, hingga penguatan sistem logistik. “Kami terus mendorong kualitas produk hortikultura Indonesia agar memenuhi standar global, sehingga mampu bersaing di pasar ekspor yang semakin selektif,” ujar Edi.
Faktor lain yang turut mendorong peningkatan ekspor adalah keberhasilan misi dagang dan partisipasi Indonesia dalam berbagai pameran pangan internasional. Produk hortikultura Indonesia semakin di kenal karena cita rasa khas tropis dan kualitas yang terjaga. Selain itu, penerapan sistem sertifikasi keamanan pangan dan pelacakan produk (traceability) juga menjadi nilai tambah di mata konsumen luar negeri.
Para pelaku usaha hortikultura menyambut baik kabar ini, karena membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan petani lokal. Beberapa sentra produksi seperti di Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Utara. Mencatat peningkatan volume pengiriman buah dan sayur ke luar negeri dalam tiga bulan terakhir.
Kementerian Pertanian menargetkan tren positif ini terus berlanjut sepanjang tahun dengan peningkatan dukungan terhadap petani dan eksportir. Pemerintah juga akan memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta dalam mengembangkan teknologi budidaya dan sistem distribusi yang lebih efisien. Demi menjaga ketahanan dan keberlanjutan ekspor hortikultura nasional.
Standar Kualitas Produk Ekspor Hortikultura Di tingkatkan Untuk Bersaing Di Pasar
Standar Kualitas Produk Ekspor Hortikultura Di tingkatkan Untuk Bersaing Di Pasar, dalam upaya memperkuat posisi Indonesia di pasar ekspor hortikultura global, pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus meningkatkan standar kualitas produk buah dan sayur lokal. Langkah ini di ambil seiring dengan meningkatnya permintaan. Dari pasar internasional yang semakin ketat terhadap aspek mutu, keamanan pangan, dan keberlanjutan produksi.
Direktur Jenderal Hortikultura, Edi Santoso, mengatakan bahwa peningkatan standar kualitas menjadi kunci utama agar produk hortikultura Indonesia mampu bersaing dengan produk negara lain. “Kami mendorong seluruh pelaku usaha dan petani untuk menerapkan praktik budidaya yang baik. Pengolahan pasca panen yang higienis, serta sistem pelacakan produk (traceability) sesuai standar internasional,” ujarnya di Jakarta, Kamis (10/4).
Langkah peningkatan standar ini meliputi pelatihan teknis bagi petani, penggunaan benih unggul, pengawasan penggunaan pestisida, hingga penyediaan fasilitas grading dan packing house di berbagai sentra produksi hortikultura. Pemerintah juga mendorong sertifikasi Good Agricultural Practices (GAP) dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) bagi produk yang di tujukan untuk pasar ekspor.
Selain mendukung ekspor, peningkatan kualitas juga berdampak positif pada pasar domestik. Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya konsumsi pangan yang sehat dan aman. Oleh karena itu, penguatan standar tidak hanya meningkatkan nilai jual produk. Tetapi juga mendukung pola konsumsi masyarakat yang lebih berkualitas.
Sejumlah negara tujuan ekspor seperti Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa sangat ketat dalam hal standar mutu dan keamanan pangan. Oleh sebab itu, pemerintah berkomitmen memperluas kerja sama teknis. Dan diplomasi dagang agar produk hortikultura Indonesia dapat memenuhi persyaratan pasar global yang semakin kompleks.
Dengan peningkatan standar kualitas yang berkelanjutan, Indonesia berharap tidak hanya menjadi pemain regional dalam sektor hortikultura. Tetapi juga mampu bersaing secara global. Pemerintah optimistis bahwa melalui sinergi antara petani, pelaku usaha, dan lembaga pengawasan mutu. Ekspor hortikultura Indonesia dapat terus tumbuh dan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.
Pelaku Usaha Hortikultura Lokal Didukung Program Ekspor Hortikultura Berkelanjutan
Pelaku Usaha Hortikultura Lokal Didukung Program Ekspor Hortikultura Berkelanjutan, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus menunjukkan komitmennya. Dalam mendorong pertumbuhan sektor hortikultura nasional dengan meluncurkan berbagai program ekspor berkelanjutan. Program ini dirancang khusus untuk memperkuat posisi pelaku usaha lokal. Terutama petani dan UMKM hortikultura, agar mampu bersaing di pasar global secara konsisten dan berdaya saing tinggi.
Program ekspor berkelanjutan mencakup dukungan di berbagai lini, mulai dari peningkatan kapasitas petani, bantuan teknologi pertanian. Akses pembiayaan, hingga fasilitasi sertifikasi internasional. Fokus utama dari program ini adalah memastikan produk hortikultura. Indonesia tidak hanya menembus pasar luar negeri, tetapi juga mampu mempertahankan kualitas dan kontinuitas suplai.
Direktur Jenderal Hortikultura, Edi Santoso, menyampaikan bahwa program ini. Menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun ekosistem ekspor hortikultura yang inklusif dan tangguh. “Kami ingin agar petani dan pelaku usaha kecil di sektor hortikultura tidak hanya menjadi penonton. Tetapi ikut ambil bagian sebagai pelaku utama dalam rantai ekspor nasional,” ujarnya.
Salah satu langkah konkret yang telah di jalankan adalah pendampingan langsung di sentra-sentra produksi hortikultura unggulan. Seperti mangga, nanas, salak, dan cabai. Petani di bekali dengan pelatihan teknis budidaya berkelanjutan, penggunaan pupuk organik. Serta manajemen pascapanen yang efisien agar hasil panen sesuai dengan standar internasional.
Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan pelaku industri dan eksportir besar untuk menjalin kemitraan dengan kelompok tani. Pola kemitraan ini di nilai efektif dalam meningkatkan skala produksi dan memperluas akses pasar. Sekaligus memberikan jaminan harga dan kepastian pembelian hasil panen.
Ekspor Hortikultura dukungan logistik dan infrastruktur juga di tingkatkan. Seperti pembangunan cold storage dan fasilitas packing house di daerah-daerah sentra ekspor. Fasilitas ini berfungsi menjaga kesegaran dan kualitas produk selama proses pengiriman ke luar negeri.